10 Bulan 20 Hari

Kemarin, 18 Februari 2014

Setelah melanglangbuana ke SMA 7 Bandung dalam rangka mencari data T*, aku janjian dengan salah seorang temanku untuk bertemu di Yayasan Kesehatan Telkom – Japati, setelah itu kami akan sama-sama ke SMA 15 Bandung dalam rangka mencari data T* juga. Tak kusangka, urusan di SMA 7 selesai dalam waktu singkat. Datanya belum kudapat, jadi aku harus kembali ke sana Selasa depan. Aku mengirimkan pesan singkat kepada temanku untuk memberitahukan bahwa urusanku di SMA 7 sudah selesai. Tapi, ternyata temanku belum berangkat, ada urusan yang masih harus dia selesaikan di rumah. Aku, yang sudah tidak tahu mau ngapain di SMA 7, langsung ambil langkah seribu untuk meninggalkan sekolah itu. Aku berpikir sejenak, kemana aku akan memanfaatkan waktu menunggu temanku. Aku memutuskan untuk pergi ke Gramedia Jalan Merdeka. Dan aku berangkat.

Dalam perjalanan menuju Gramedia Jalan Merdeka, tiba-tiba aku berubah pikiran, aku memutuskan untuk “nyoba-nyoba” donor darah dan kuda besi kuarahkan menuju PMI Kota Bandung di Jalan Aceh. Aku yang pasrah sempurna dengan apapun yang akan terjadi di dalam ruang pemeriksaan, aku menjalani prosedur sebelum donor dengan baik. Aku mengisi formulir kemudian duduk untuk menunggu giliran dipanggil dokter untuk diperiksa tensinya. Tak lama kemudian dokter memanggil nama lengkapku dan aku masuk ke dalam ruang periksa. Dia memeriksa tensiku. “Berapa dok?” | “120” | “per?” | “80 ” | “120/80 oh, normal yah :)” | “iya normal”.

Selanjutnya, aku menunggu giliran untuk dicek kadar haemoglobin dalam darah. Sejak 10 bulan 20 hari yang lalu, dimana itu menjadi hari terakhir aku mendonorkan darahku, aku selalu gagal donor karena Hb ku rendah. Syarat untuk donor, minimal 12, 5 gram. Kemarin itu, Hb ku 13,6. “Udah, nunggu dipanggil yah” | “Hah? berapa pak?” | “13,6” | \(^_^)/ “Yeah! akhirnya lolos juga” | “Emang kenapa?” | “Sejak terakhir donor, gagal terus pak, karena Hb nya rendah” | “Emang kapan? (lihat kartu)” | “29 Maret 2013” | “Wah, hampir setahun yah?” | “Iya, pak” | “Banyak makan sayur!” | “Iya, pak :)”.

Setelah cek Hb, namaku dipanggil untuk menuju ruang pengambilan darah. Ini dia dokumentasinya. Ada adegan salah tusuk pula, udah masuk jarumnya, darahnya ga keluar, ditarik lagi dikit, ditusuk lagi baru tembus -_____-

Image5315

Image5316ternyata saya semakin “berisi” :”>

14 Februari 2014

Mendadak kepengen nulis karena barusan baca tweet seorang adik yang sedang melanjutkan studi di Universitas Brawijaya, Malang.

dirthon

14 Februari, bisa memberi kesan yang berbeda bagi setiap orang. Ada yang mengenal dan merayakannya sebagai hari Kasih Sayang, ada juga yang menganggapnya sebagai hari yang biasa saja karena menurutnya kasih sayang tidak harus dirayakan di setiap tanggal 14 Februari. Tapi, ada yang berbeda dengan 14 Februari 2014. Malam sebelum hari yang sering disebut sebagai hari Kasih Sayang ini terjadi erupsi di Gunung Kelud. Dan pasti tanggal 14 Februari 2014 ini memberikan kesan yang lain bagi saudara-saudara kita yang ada di sekitar Gunung Kelud sana. Hujan abu di mana-mana, bahkan abu vulkanik hasil erupsi Gunung Kelud semalam terbawa angin sampai ke daerah kosanku, Dayeuh Kolot, Kabupaten Bandung. Tadi siang, sekitar jam 13.00 aku merasakan hal yang berbeda, memang daerah Dayeuh Kolot ini berdebu, tapi ini kayanya bukan debu biasa. Debu-debu intan bertebaran di sekitar daerah kampus dan kosanku. Sepertinya ini abu vulkanik dari Gunung Kelud, pikirku. Dan ternyata benar.

Baiklah, kembali ke kicauan yang mendadak menginspirasikan diriku untuk menuliskan ini. “Tuhan pastikan menunjukkan kebesaran dan kuasaNya, bagi hambaNya yang sabar dan tak kenal putus asa.” itu adalah cuplikan lirik lagu dari band D’Massiv yang berjudul “Jangan Menyerah”.

Apa hubungannya 14 Februari, hari Kasih Sayang – Erupsi Gunung Kelud – Jangan Menyerah D’Massiv – dan tulisan ini? Yup! Mendadak aku kepikiran dan merenung. Tetiba keinget ada seseorang yang pernah menyampaikan bahwa kenapa ada satu hari yang “dikhususkan” sebagai hari untuk menyatakan kasih kepada sesama? Karena Tuhan sudah lebih dulu mengasihi kita, dengan kasih Agape – kasih tanpa syarat. Dan Tuhan kasih satu hari khusus untuk membagi kasih yang sudah kita terima dari Tuhan dan bisa dinyatakan dengan kasih Eros – kasih antara lawan jenis atau kasih Filia – kasih kepada saudara atau sahabat dan mungkin juga kasih Storge – kasih kepada keluarga.

“Satu hari khusus”, masih ada Tiga Ratus Enam Puluh Empat hari lagi. Setiap hari Tuhan mengasihi kita dengan kasih Agape.

Pertanyaannya: sudahkah kita mengasihi Tuhan dan sesama dengan kasih Agape? 

14 Februari 2014, membuat aku merenung. Hari yang (mungkin) seharusnya menjadi hari yang penuh sukacita karena merayakan hari Kasih Sayang (*bagi yang merayakannya), tapi justru menjadi hari yang kelabu, seperti faktanya, beberapa daerah di Pulau Jawa berubah menjadi warna abu-abu karena dihujani abu vulkanik dampak dari meletusnya Gunung Kelud.

14 Februari 2014, membuat aku merenung. Selama tiga ratus enam puluh empat hari Tuhan mintaku belajar untuk menghidupi dan membagikan kasih Agape yang sudah Tuhan berikan kepadaku, baik kepada Tuhan maupun kepada sesama. Tapi kenapa di hari ini, justru menjadi hari yang kelabu? Jangan-jangan selama ini aku “kebalik”, selama tiga ratus enam puluh empat hari aku hanya mengasihi sesama dengan kasih (selain) Agape, dan hanya satu hari aku mengasihi Tuhan dengan kasih (selain) Agape juga?

14 Februari 2014, membuat aku merenung. Dari awal tahun 2014, Indonesia sudah dirundung bencana. Pertanyaannya sama: Jangan-jangan selama ini kita “kebalik”, selama tiga ratus enam puluh empat hari kita hanya mengasihi sesama (dan lupa mengasihi Tuhan – yang seharusnya lebih dari apapun) dengan kasih (selain) Agape, dan hanya satu hari kita mengasihi Tuhan dengan kasih (selain) Agape juga?

Kita pasti pernah dapat cobaan yang berat seakan hidup ini tak ada artinya lagi. Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah. Tetap jalani hidup ini melakukan yang terbaik. Tuhan pasti kan menunjukkan kebesaran dan kuasaNya kepada hambaNya yang sabar dan tak kenal putus asa.

Yup! Cobaan yang berat pasti dirasakan oleh saudara-saudara kita yang merasakan langsung dampak dari bencana alam yang terjadi di Indonesia: Erupsi Gunung Sinabung, Erupsi Gunung Kelud, Banjir Jakarta, Banjir Manado, dll. Seperti lirik lagu di atas, saudaraku. Mari Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah. Tetap jalani hidup ini melakukan yang terbaik. Tuhan pasti kan menunjukkan kebesaran dan kuasaNya kepada hambaNya yang sabar dan tak kenal putus asa.

aih

Happy 30th “February, 13rd”

Tulang Rusuk

Terima kasih kuucapkan padaMu
Atas dia yang Kau berikan padaku
Sekian lamanya kuberdoa menunggu
Menanti-nanti janjiMu Tuhan

REFF :
Tulang rusuk yang aku nantikan
Kini ku dapat mendampingimu
Tulang rusuk yang aku nantikan
Kini ku t’lah jadi penolongmu

Kita berdua menjadi satu,
dalam kasihnya menjadi satu
Kita berdua menjadi satu,
melayani Tuhan selama-lamanya

anniversary

Eben-Haezer: “Sampai di sini TUHAN menolong kita.” (1 Samuel 7:12)

Sampai di usia 30 tahun pernikahan bapak dan ibu Tuhan menolong kita.

Mungkin tidak ada kata-kata lain yang bisa diucapkan selain
“Terima kasih Tuhan sudah memberkati kami sampai sejauh ini.”

Terima kasih untuk kekuatan yang  Tuhan berikan dalam membuktikan janji pernikahan yang bapak dan ibu ucapkan 30 tahun yang lalu.

Terima kasih untuk kekuatan yang Tuhan berikan sehingga bapak dan ibu bisa tetap bersama dalam suka dan duka.

Terima kasih untuk kekuatan yang Tuhan berikan sehingga bapak dan ibu bisa tetap bersama dalam untung dan malang.

Terima kasih untuk kekuatan yang Tuhan berikan sehingga bapak dan ibu bisa tetap bersama dalam sehat dan sakit.

 -Selamat bersyukur dalam memeringati 13 Februari yang ke-30, bapak dan ibu-

Before you click “In a relationship”.

okehsip!

blow-up his blueprint

I read an article in the internet showing the graph of break-ups and changes in statuses in Facebook. Though this survey was conducted 3 years ago with 10,000 users—it shows that 49% new relationship ended before Valentine’s Day and 10% more before Christmas Season.

Image

Image
Last Friday night, I decided to try and update my relationship status from being single to being “in a relationship” and soon after, it became one the most liked status in my timeline. Today I’m clearing things out—that I am not ready yet. My only intention was to know how my close friends and acquaintances will respond. Many were encouraged, few asked me about who she was, and maybe some unfriend-ed me for doing so. But one thing I learned was that people were so concerned about changes in other users’ relationship statuses. They want to get involved. Simply they are just concerned. Thanks to social…

View original post 767 more words

[share] When I Cry

Makin’ a list of all of the good things You’ve done for me
Lord, I’ve never been one to complain
But right now I’m lost and I can’t find my way
My world’s come apart and it’s breakin’ my heart
But it helps to know Your heart is breakin’ too

When I cry, You cry
When I hurt, You hurt
When I’ve lost someone
It takes a piece of You, too
And when I fall on my face
You fill me with grace
‘Cause nothin’ breaks Your heart
Or tears You apart
Like when I cry

Alone in the dark, face in my hands, crying out to You
Lord, there’s never been a time in my life
There’s so much at stake, there’s so much to lose
But I trust it to You
You’ll bring me through
And it helps me to know that I’m not alone

When I cry, You cry
When I hurt, You hurt
When I’ve lost someone
It takes a piece of You, too
And when I fall on my face
You fill me with grace
‘Cause nothin’ breaks Your heart
Or tears You apart
Like when I cry

You’re the one who calmed the raging sea
You’re the one who made the blind to see
You looked through all of heaven and eternity
And through it all you saw me…

When I cry, You cry
When I hurt, You hurt
And when I’ve lost someone it takes a piece of You, too
When I fall on my face, You fill me with grace
Nothing breaks your heart, or tears you apart
Like when I cry

Read more at http://www.lyrics.com/when-i-cry-lyrics-gaither-vocal-band.html#BCKSeLSHDQHLf5TX.99