Tak Sanggup Sendiri (bagian 2)

Rabu, 29 Februari 2012

Kabisat tahun ini diisi cerita yang ku sampaikan melalui beberapa huruf berikut ini. Kemarin, aku kunjungan ke Persekutuan Rabu PMK3 UnPar dalam rangka sharing tentang Pelayanan Kota di Bandung. Senang bisa berbagi, menceritakan kondisi beberapa PMK kampus yang sedang membutuhkan bantuan. Secara tidak langsung, melalui sharing ini, akupun diingatkan bahwa aku tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. “Udah dari sononye manusie idup sebagai makluk sosial“, orang Betawi bilang.

Kamis, 1 Maret 2012

Ikut Persekutuan Doa Kamis di kampus, temanya: Doa, judulnya: Let’s Pray for Others. Worship Leader-n nanya ke aku, “Kenapa doa disebut nafas hidup orang percaya?” | “karena kalau ga berdoa, orang itu bisa dibilang mati (secara rohani), kalo manusia normal mati kan ga napas” πŸ˜€

Lebih lanjut sang WL menjelaskan bahwa kenapa doa disebut sebagai nafas hidup orang percaya, kenapa tidak disebut sebagai makanan atau minuman rohani orang percaya atau yang lainnya. Menurut penelitian, manusia normal dapat bertahan hidup tanpa makanan paling lama 40-60 hari, sedangkan bertahan hidup tanpa minuman paling lama 3 hari, dan bertahan hidup tanpa bernafas hanya 8 menit. Itu menunjukan bahwa nafas adalah sesuatu yang penting dalam hidup seorang manusia. Dengan demikian doa sebagai nafas hidup orang percaya juga menjadi hal yang penting dalam hidup orang percaya.

Let’s Pray for Others“, jadi inget tentang artikel ini πŸ˜€

Saat satu jari terluka, sisanya pasti turut merasakan apa yang dirasakan si jari yang terluka. Bahkan seluruh tubuh ini pun merasakannya juga, dan untuk melakukan suatu pekerjaan, yang ringan saja, pasti terasa sangat sakit, dan jari yang lain pun menjadi kesulitan karena kekurangan salah satu anggotanya.

Begitu juga dengan kita, tak sanggup sendiri, tanpa orang lain. Terlebih saat orang lain terasa menjengkelkan, tapi apa daya kita butuh mereka. Pada saat itulah kita harus menanggalkan jubah keegoisan dan menggantinya dengan jubah kesejahteraan bersama. Kita membutuhkan orang lain untuk mengerjakan hal-hal tertentu, baik dalam bentuk moril maupun materil. Atau bahkan kita membutuhkan bantuan mereka dalam bentuk spiritual. DOA. Yah,itu dia.

Bukan sesuatu hal yang mustahil keadaan kita saat ini karena ada doa orang-orang di balik layar yang berdoa untuk kita. Mari sama-sama menjadi orang di balik layar untuk orang-orang yang mengasihi dan kita kasihi.

:Lima Jari Berdoa:
Bila kita melipat tangan saat berdoa…

Satu: Ibu Jari
Ibu jari adalah jari yang paling dekat dengan tubuh kita.

Mulailah berdoa untuk orang-orang yang dekat di hati kita. berdoa untuk orang-orang terkasih. Berdoa untuk orang tua, kakak-adik, kakek-nenek, om-tante, amangboru-namboru, tulang-nantulang πŸ˜‰ [kekasih?! ya, terserah :D]

Dua: Jari Telunjuk
Untuk menujuk sesuatu, atau pada saat kita mengajarkan sesuatu kepada orang lain, tidak jarang kita menggunakan jari yang satu ini [aneh,,kalo pake jari manis :p].

Kemudian, berdoalah untuk para pengajar, guru, dosen, dan antek-anteknya. berdoa untuk para pengajar, baik pendidikan formal maupun informal.

Tiga: Jari Tengah
Jari yang satu ini adalah jari yang paling ‘tinggi’ di antara empat jari lainnya [ada yang kelingkingnya yang paling tinggi?! ^o^].

Setelah itu, berdoalah untuk orang-orang yang mempunyai kedudukan tinggi, dalam hal ini kita berdoa untuk para pemimpin kita, dalam pemerintahan, dalam organisasi, pemimpin gereja, ataupun pemimpin-pemimpin lainnya.

Empat: Jari Manis
Dalam kelas kursus piano, jari manis merupakan jari yang paling lemah untuk menekan tuts piano.

Selanjutnya, berdoalah untuk orang-orang yang lemah. mereka yang hidup di jalan, bapak-duda, ibu-janda, anak-yatimpiatu, lansia. ataupun mereka yang menjadi korban bencana alam, kekerasan, peperangan.

Lima: Jari Kelingking
Terakhir, jari ini jari yang terkecil. dan mempunyai urutan [~prioritas] terkahir.

Setelah berdoa untuk orang lain, berdoalah untuk diri kita sendiri. mintalah kepada Tuhan apa yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan.

-bersyukurlah untuk orang-orang yang bekerja di balik layar kehidupanmu, yang senantiasa berdoa syafaat untukmu yang tidak kau ketahui, karena tidak jarang apa yang kita dapatkan saat ini adalah salah satu jawaban doa mereka-

-jadilah orang-orang yang terlibat dalam kehidupan orang lain, sekalipun hanya di balik layar kehidupannya, berdoa syafaatlah untuknya-

Bersyukur kembali diingatkan tentang kodratnya manusia sebagai makhluk sosial yang selalu butuh komunitas dan tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain πŸ™‚

Leave a comment